Kisah Haru Pemain Skateboard Tanpa Kaki yang Dibuang Orangtua Hingga Diadopsi Ilmuwan Ternama
Skateboard
atau papan luncur dikenal sebagai olahraga yang lebih banyak memakai kaki.
Rasanya tak mungkin jika
memainkan olahraga ini tanpa kedua kaki.
Tapi wanita ini mendobrak
kebiasaan itu.
Usianya masih 22 tahun.
Wanita ini sebenarnya berasal
dari Thailand.
Tapi saat orangtuanya tahu
keadaan dirinya, mereka membuang darah dagingnya itu di sebuah tempat ibadah.
Para biksu akhirnya merawat
Kanya selama setahun sebelum mereka mengirim Kanya ke sebuah rumah sakit.
Rumah sakit di Bangkok itu
akhirnya mengirim Kanya ke rumah kakek dan neneknya.
Tapi di umurnya yang ke-7
tahun, ia mendapat tamu istimewa.
Sepasang
suami istri ilmuwan dan guru dari Oregon, Amerika Serikat, pergi ke Thailand
untuk bertemu Kanya dan ingin mengadopsinya.
Jadilah
sekarang Kanya mempunyai nama belakang ‘Sesser’.
Kanya
Sesser tumbuh di lingkungan baru hingga sekarang ia dewasa.
Ia tak
merasa berbeda dengan orang lain.
Kanya selalu percaya diri
dengan apa yang ia lakukan.
Salah satunya adalah bermain
papan luncur.
Walau ia lahir tanpa dua kaki,
hal itu malah membuatnya lebih cepat dari manusia normal seperti biasa.
Dengan papan luncur, ia
menggunakan kedua tangannya melewati medan meliuk-liuk dengan mulus.
Tak hanya di medan skateboard,
Kanya juga memakai papan luncur itu untuk bepergian kemana-mana.
“Papan luncur membuatku
bergerak cepat, kemana pun aku mau” ujarnya.
“Jika aku tak punya kaki, aku
berjalan dengan tanganku,” sambungnya lagi.
Dilihat dari akun Facebook
Ladies 1st, Kanya juga menjalankan hidupnya dengan mandiri.
Tak hanya skateboard, Kanya
juga bisa menaiki tangga dengan cepat, berselancar, basket, modelling, juga
perlombaan kursi roda di London Paralympics.
Comments
Post a Comment