Sering Dengar Kalimat ‘Micin Bikin Bodoh’? Mengejutkan, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!
“Jangan
makan micin, nanti kamu jadi bodoh!”
Kita pasti pernah mendengar
kalimat ini diucapkan oleh ibu atau orangtua kita.
Micin atau atau MSG merupakan
suatu bahan yang biasa digunakan untuk memasak.
Micin ini biasanya bisa membuat
makanan yang kita masak menjadi lebih sedap.
Namun beberapa orang
menghindari menggunakan micin karena dipercaya bisa membawa pengaruh buruk
untuk tubuh.
Salah satunya adalah membuat
kita menjadi bodoh.
Tapi benarkah jika micin memang
bisa berdampak buruk untuk otak kita?
Dirangkum dari banyak sumber,
berikut fakta-fakta yang sebenarnya :
Micin memang sering disebut
membawa banyak hal buruk.
Tak
hanya membuat otak tumpul, micin juga disebut-sebut bisa menyebabkan
kemandulan, obesitas, diabetes, sampai kanker.
Pertanyaannya,
jika memang micin seberbahaya itu, mengapa ia tetap dibiarkan beredar?
Tak
seperti narkoba yang jelas dilarang, micin justru bisa dengan mudah dibeli di
warung-warung dekat rumah.
Fakta
menarik lainnya adalah soal kebiasaan orang Jepang untuk menggunakan micin
dalam masakan mereka.
Padahal,
kita tahu sendiri jika orang Jepang adalah orang-orang yang cerdas.
Nah,
sepertinya memang ada fakta soal micin yang jarang menjadi sorotan selama ini.
Sering
disebut berbahaya, lalu apa sih kandungan yang ada dalam sebungkus micin?
Micin
sebenarnya mengandung zat yang sering disebut sebagai glutamat.
Glutamat
adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh karena perannya dalam membentuk
protein.
Selain
membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu fokus,
ingatan, serta konsentrasi.
Glutamat
ternyata juga bisa memudahkan ketika kita mempelajari hal-hal baru.
Selain
itu, glutamat sendiri memang zat yang bisa membuat makanan menjadi lebih lezat.
Ia
merupakan penyedap rasa alami.
Bahan makanan yang biasanya
mengandung glutamat ini antara lain adalah tomat, jamur, keju, daging dan
kecap.
Selain itu, glutamat juga
diproduksi oleh tubuh kita sendiri, misalnya saja di dalam ASI.
Memang, glutamat dalam kemasan
micin bukan dihasilkan secara alami melainkan menggunakan mesin di pabrik.
Tapi jangan salah sangka
dahulu.
Micin dalam kemasan, biasanya
diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka.
Produksinya sendiri dijalankan
melalui fermentasi mikroba.
Fermentasi dengan mikroba
adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju,
dan tape.
Jadi dari segi bahan baku dan
proses pembuatannya, micin aman untuk dimakan.
Meski terdengar tidak
berbahaya, tapi tetap saja akan menjadi berbeda jika dikonsumsi berlebihan.
Untuk itu, WHO sudah menetapkan
batas aman konsumsi micin per harinya.
Menurut WHO, micin akan aman
dikonsumsi jika tak melebihi 6 gram per hari.
Sementara, Menkes RI
merekomendasikan batas aman micin sebanyak 5 gram.
Lalu apakah berapa sih
rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi micin?
Ternyata, per harinya orang
Indonesia hanya mengkonsumsi sebanyak 0,65 gram.
Jauh di bawah dari batas
maksimal yang ditentukan.
Jadi sebenarnya peluang kita
untuk mengkonsumsi micin berlebihan kecil sekali.
Dalam sebuah wawancara, ahli
gizi dari University of Sydney, Leona Victoria Djajadi, mengungkap hal yang
sama.
Ia mengatakan jika mengkonsumsi
micin tak akan membuat seseorang menjadi bodoh.
Comments
Post a Comment