Beruang Kurus di Bonbin Bandung Disorot Publik Internasional
Saat ini Kebon Binatang Bandung
tengah menjadi sorotan dunia. Hal ini dikarenakan salah satu media
internasional, Daily Mail mendapati kondisi beruang madu di bonbin Bandung yang
kurus dan terkesan kurang terurus.
Melalui pemberitaan Daily Mail
pada Selasa (17/01/2017) kemarin, media asal Inggris itu membahas video
mengenai kondisi beruang yang semestinya besar dan huggable tersebut.
Tak dapat dipungkiri, keadaan
Beruang tersebut sangat memprihatinkan. Cenderung kurus dan tak terurus. Selain
itu, ia selalu menunjukkan gesture meminta makanan dari pengunjung yang berada
di luar kandang. Beberapa pengunjung yang tak tega kemudian melemparkan makanan
yang mereka bawa, mulai dari permen sampai kue kering.
“Ketika kami mengunjungi kebun
binatang itu pekan lalu, tampak tidak ada rumput atau tumbuhan hidup di lantai
tempat beruang ini berada,” jelas Gunung Gea, selaku Direktur Scorpion yang
merupakan komunitas pemantau perdagangan satwa.
Sementara itu, Tori
Hollingsworth, selaku aktivis perlindungan hewan, merespon dengan marah atas
perlakuan Kebon Binatang Bandung terhadap beruang-beruang tersebut.
Kemarahannya ini kemudian berujung menjadi inisiasi petisi online untuk menutup
Kebon Bintang Bandung. Sampai saat ini, terhitung sudah 12.000 tanda tangan
yang mendukung petisi tersebut.
“Beruang itu sangat-sangat
kurus dan kelaparan. Pengunjung yang prihatin memberi mereka makanan untuk
membuat mereka tetap hidup,” ungkap Tori.
Seperti dipantau dalam
detik.com., sedikitnya terdapat empat beruang yang berada di dalam kandang
bonbin Bandung. Kandang tersebut dibatasi pagar terali. Di sisi luar kandang,
ada parit kecil yang mengelilingi kadang keempat beruang tersebut.
Hal yang dinarasikan oleh Daily
Mail kemudian dipastikan tak jauh beda dengan hasil pantauan media Detik.
Beruang-beruang di kandang tersebut memang tampak sangat kurus, tidak seperti
beruang pada umumnya yang identik dengan badan besar dan gemuk. Beruang-beruang
tersebut juga terlihat mengeluarkan gerakan tubuh meminta makanan kepada para
pengunjung yang berdatangan.
Sudaryo selaku Humas Bonbin
Bandung, mengatakan pihaknya selalu memberi makan kepada para ekor beruang
tersebut. “Kalau kurus, itu kan pendapat orang. Versinya beda-beda,” ungkap
Sudaryo.
Tori
Hollingsworth yang menginisiasikan petisi penutupan bonbin Bandung mengatakan,
“Beruang itu sangat kurus dan kelaparan. Aku terkejut melihat pengunjung
memberi mereka junk food untuk membuat mereka tetap hidup. Makhluk secantik
beruang seharusnya tidak diperbolehkan untuk menghabiskan satu hari lagi di
fasilitas mengerikan seperti itu [bonbin Bandung]—di mana mereka dipaksa untuk
hidup di antara dinding beton, dengan tidak ada tempat tinggal yang layak dan
benar-benar tidak ada makanan dan air,” curhatnya.
Hollingsworth kemudian
menegaskan agar Walikota Bandung memikirkan ribuan anak-anak yang mengunjungi
kebun binatang. “Apa yang akan mereka [anak-anak] pikirkan tentang hal ini? Aku
hanya tak habis pikir saja.”
Sementara itu, seorang aktivis
hewan lainnya dari Amerika Serikat, Becky Koth juga ikut menandatangani petisi
online Scorpion. Ia mendukung pemerintah daerah Bandung menutup saja
operasional kebun binatang tersebut.
“Ini tidak bisa diterima.
Mengapa memiliki kebun binatang di mana beruang ini malah dibuat kelaparan?
Biarkan mereka bebas ke ke alam luas untuk mendapatkan kesehatan dan kehidupan
yang lebih tenang. Sepertinya hidup mereka akan lebih baik tanpa bantuan
manusia yang menjalankan kebun binatang,” tulisnya.
Sedangkan Sandie Hawkins,
aktivis hewan dari Australia, mengatakan: “Saya tidak percaya bahwa orang-orang
hari ini, di negara manapun, dapat memperlakukan hewan dengan cara ini. Jika
kita menganggap diri kita adalah spesies paling cerdas, maka kita harus peduli
pada jiwa-jiwa yang berharga ini … Aku sangat marah.”
Ada pun kelompok pelindung
satwa liar Scorpion dalam Daily Mail Australia, Gunung Gea, mengatakan bahwa
Scorpion telah memohon pada Otoritas Taman di Jawa Barat (BKSDA) untuk
menyelidiki kebun binatang Bandung. Mereka juga mengatakan kepada Daily Mail
Australia bahwa mereka telah meluncurkan petisinya sendiri dan berhasil
mengumpulkan 1.500 tanda tangan untuk mendapatkan publisitas bagi beruang yang
tak berdaya itu.
Dapat Anda saksikan video salah
satu pengunjung bonbin Bandung yang memperlihatkan beberapa ekor beruang madu
sedang tampak kelaparan dan meminta pengunjung memberikan mereka makanan,
berdasarkan kunjungan tahun 2015. Video inilah yang dijadikan sumber dan bukti
untuk melakukan petisi-petisi tersebut.
Silakan klik untuk menyaksikan
videonya.
Comments
Post a Comment