Cerita Ibu yang Biarkan Anak Usia 10 Bulan Pegang Hiasan Guci, 4 Hari Muntah Sampai Tak Makan
Curahan hati seorang ibu
tentang penyesalan membiar anaknya yang masih berusia 10 bulan main hiasan
guci.
Tidak makan apa lagi makeup.
Anak munta belasan kali setiap hari karena persoalan tersebut.
Kebiasaan anak berusia 10 bulan memang sering seperti ini.
Memasukan segala macam benda ke mulutnya.
Kebiasaan itu tentu buruk, tapi tak bisa dihilangkan hanya
mengandalkan pengawasan ketat dari orang tua agar anak tak memasukkan benda
berbahaya ke dalam mulutnya.
Hal ini terjadi dan dialami oleh ibu satu ini.
Dia tahu bahwa anaknya memegang hiasa guci yang berbentuk bulat
di tangannya, tapi dibiarkan.
Walhasil, benda itu tertelan ke dalam tubuh anak lucu ini.
Berikut ini kisah yang ditulisnya di media sosial seperti
dilansir dari laman Eberita.org.
Apa yang saya lalui ini saya
berharap tidak terjadi pada bayi lain.
Aku melarang benda ini sejak
dulu.
Ok kalau sudah direndam dalam
air, tapi kalau benih yang belum direndam itu, tolonglah buang. aku menyesal,
sangat menyesal.
Jumat malah anak ak main benda
ini.
Tak tahulah dia dapat dari
mana.
Dia main petak umpet.
Kemudian benda itu jatuh.
Anak di foto itu namanya Lilly,
tapi aku memanggilnya Ica, karena setiap aku panggil dengan nama itu dia selalu
menengok sambil tersenyum.
Ica berusia 10 bulan, masih
tidak tahu apa-apa dan terobsesia dengan makanan.
Mungkin Ica tahunya benda itu makanan, lalu dimakannya.
Tapi ternyata Ica sudah memakan benda itu tanpa sepengetahuan
aku.
Aku sangat peka terhadap kondisi anak.
Kalau terlihat ada yang negatif aku cepat bawa dia ke rumah
sakit.
Efek dari menelan benda ini terbilang cepat.
Dua jam kemudian Ica muntah-muntah.
Aku tidak ragu lagi kalau itu karena menelan benda tersebut.
Aku ingat Ica muntah dahak, tiga kali dia munta di malam jumat
itu.
Hari sabru, aku pergi ke dokter spesialis.
Aku bangun pagi, tapi dokter tutup.
Hari itu Ica muntah delapan kali.
Aku pergi ke klinik lain, dokter kasih obat demam dan penahan
muntah.
Dokter bilang Ica keracunan makanan.
Hari minggu pagi aku pergi ke dokter lain.
Pagi itu sebelum jam 12 Ica muntah lima kali.
Dokter tetap beri obat
demam dan penahan muntah dengan diagnosis yang sama.
“Kasih satu kali saja sudah
cukup, kalau masih muntah segera bawa ke rumah sakit,” kata dokter.
Aku kasih obat itu ke Ica,
dalam waktu tiga jam, sampai jam 3 sore, Ica muntah lebih dari enam kali (tidak
termasuk Minggu pagi itu).
Langsung aku bawa Ica ke rumah
sakit anak.
Aku tidak mampu bilang ke
dokter kalau Ica makan benih itu.
Minggu malam hati ku meronta
bagai menjerit.
Kalau bisa aku ingin sekali
telepon dokter yang menangani Ica dan beritahu bahwa Ica termakan benda ini.
Ica sudah muntah hijau.
Hari minggu lebih dari 25 kali
Ica muntah.
Sabtu minggu Ica tidak makan.
Malam Minggu itu, Ica sangat
lemah.
Aku nekad beritahu pada perawat
apa kata hati.
Dia beri Ica obat tahan sakit
dengan antibiotik.
Ica tidur tapi sebentar-sebentar
bangun.
Aku ingat lagi, Minggu sore
itu, dokter bilang sudah kasih obat muntah paling kuat tetapi kenapa Ica muntah
lagi?
Hari Senin jam 8 pagi, dokter
datang.
Aku cerita semua pada dokter,
padahal dokter datang itu, aku baru bangun tidur karena sangat letih sudah
beberapa hari tidur cuma beberapa jam.
aku tetap nak beritahu dokter
yang Ica sebenarnya tertelan benda itu.
Dia suruh pergi buat x-ray,
scan apa semua dan memang nampak usus Ica bulat.
Usus dia tersumbat sebab ada
benda sedang mengembang dalam usus dia.
Allahuakbar, lemas lutut aku.
Tidak ada waktu untuk cari bahu untuk menangis.
Tidak ada waktu untuk cari bahu untuk menangis.
Aku gagahkan juga senyum depan
Ica.
Dia menangis sambil tangan dia
mengapai-gapai tangan aku.
Aku peluk dan berbisik pada
dia, “Ica harus kuat, soalnya ibu sudahy tidak kuat”.
Dari hasil tersebut, dokter
merujuk Ica ke Rumah Sakit Sultan Ismail (HSI).
Di rumah sakit itu Ica
dioperasi.
Selama 2 jam 30 menit aku tak
beranjak dari depan ruang operasi.
Dokter panggil dan menyatalan
operasi berhasil, kondisi Ica stabil.
Cuma sekarang dia tidur, belum
bangun lagi.
Bola itu menyerap air, bila
kena air dia mengembang dan akan pecah bila dipencet.
Tapi yang ini keras padat dan
semakin membesar.
Seperti itu cerita yang curahkan oleh ibu tersebut.
Comments
Post a Comment